Anak muda mana yang tidak mengenal cinta? Jika beruntung, hari-hari mereka akan dipenuhi dengan kegembiraan, canda, dan tawa, bahkan bisa jadi kehaluan. Namun, kalau tidak beruntung, hari-hari mereka akan diiringi dengan lagu-lagu galau yang sebenarnya itu bukan lagu, tapi jiplakan kisah percintaannya. Untuk masalah ini, semua pasti setuju bahwa percintaan adalah urusan masing-masing, tetapi kalau kalian adalah tipe mengumbar, siap-siap saja urusan kalian juga akan diurus oleh orang lain dengan cerita yang berlembar-lembar, bahkan kadang keliru—tidak benar. Maaf, ini risiko, hidup itu pilihan kan? Sewajarnya saja. _ Di halaman 30 buku Tere Liye ini, ia menyampaikan sajak, bahwa mereka yang terlalu berlebihan akan membuahkan sikap egois yang tak terkendalikan. Kita memang lebih suka menuntut daripada manut, lebih suka validasi, daripada benar-benar memantaskan diri, lebih suka diapresiasi, daripada dievaluasi. Di halaman selanjutnya dari buku ini tertulis
Raut bahagia akhirnya proposal diterima Ini ceritaku sewaktu ngerjain skripsi, memang perihal ini kadang gak bisa main-main, ya. Ada yang stres, depresi, bahkan bunuh diri. Haduh, alhamdulilah, aku bersyukur tidak sampai stres apalagi depresi. *** Di sudut ruang kos ku yang kecil, ditemani laptop, meja kecil, dan kursi pelastik berwarna biru. Di situlah selama sepekan aku berkutat mengerjakannya. Kalian tahu? Begini caraku mengerjakan proposal Bab I s.d. Bab III; Aku mulai pengerjaan pukul 08.00 pagi, kadang sambil sarapan, kadang lebih dulu sarapan. Lalu, berhenti di pukul 12.00, kemudian istirahat, salat, dan makan siang sampai pukul 14.00. Lalu, lanjut lagi sampai pukul 16.00, setelah itu berhenti untuk salat asar dan istirahat lagi. Nah, sore hari gini aku keluar kamar, duduk di depan kos sambil menikmati indahnya pekarangan. Di depan kos ku itu ada pohon jambu biji merah, jadi sekalian duduk, aku juga makan jambu. Sesekali olahraga kecil, gerak-gerakkan jari aja, haha.